Strategi Menentukan Harga Produk agar Tidak Rugi dan Tetap Laku
---
Strategi Menentukan Harga Produk agar Tidak Rugi dan Tetap Laku
---
Pendahuluan
Menentukan harga jual produk adalah langkah krusial dalam bisnis. Harga yang terlalu mahal bisa membuat pelanggan kabur. Tapi harga terlalu murah juga bisa membuat bisnis tidak untung bahkan merugi. Lalu, bagaimana cara menentukan harga yang tepat, wajar, dan tetap kompetitif?
Artikel ini akan mengulas berbagai strategi penentuan harga, kesalahan umum yang harus dihindari, serta tips agar produk Anda tetap laku meskipun tidak selalu termurah di pasaran.
---
Mengapa Penetapan Harga Itu Penting?
Penetapan harga bukan hanya soal menutupi biaya produksi, tetapi juga:
Menentukan persepsi konsumen terhadap kualitas produk
Mempengaruhi margin keuntungan dan kelangsungan bisnis
Mempengaruhi posisi brand Anda dibanding kompetitor
Berdampak langsung pada keputusan pembelian
Dengan kata lain: harga menentukan arah bisnis Anda.
---
Unsur Penting dalam Menentukan Harga Produk
Untuk menentukan harga dengan benar, perhatikan tiga komponen utama berikut:
1. Biaya Produksi / Modal
Termasuk bahan baku, tenaga kerja, ongkos kirim, dan biaya pendukung (kemasan, listrik, dll).
2. Margin Keuntungan
Persentase keuntungan yang ingin Anda ambil dari setiap penjualan. Umumnya 20–50%, tergantung jenis produk dan pasar.
3. Kondisi Pasar dan Kompetitor
Harga jual produk serupa di pasaran menjadi patokan penting agar harga Anda tetap kompetitif.
---
Rumus Umum Penentuan Harga
1. Markup Pricing (paling umum)
> Harga Jual = Modal + (Modal × Persentase Laba)
Contoh:
Modal = Rp 50.000
Laba = 40%
Harga Jual = 50.000 + (50.000 × 0.4) = Rp 70.000
2. Cost-Plus Pricing
> Harga Jual = Total Biaya Produksi + Biaya Operasional + Laba
Cocok untuk produk buatan tangan atau produk rumahan yang variatif biayanya.
---
Strategi Pricing Berdasarkan Tujuan
1. Harga Kompetitif
Menjual dengan harga mirip atau sedikit di bawah pesaing, tapi tetap menguntungkan.
Cocok untuk:
Produk umum (fashion, makanan ringan, aksesori)
Pasar dengan banyak pesaing
2. Premium Pricing
Memberikan harga lebih tinggi dari rata-rata pasar untuk menonjolkan eksklusivitas dan kualitas.
Cocok untuk:
Produk handmade
Produk dengan packaging mewah
Brand dengan storytelling kuat
3. Psychological Pricing
Menetapkan harga seperti Rp 99.000 atau Rp 49.500 alih-alih Rp 100.000 karena terasa lebih murah secara psikologis.
Terbukti efektif untuk menarik pembeli!
4. Bundling Pricing
Menggabungkan beberapa produk dalam satu paket dengan harga lebih hemat dibanding beli satuan.
Contoh:
> Paket Skincare: Sabun + Toner + Serum hanya Rp 150.000
(dibandingkan total satuan Rp 180.000)
---
Tips Agar Harga Tidak Selalu Harus Murah
Bersaing harga bukan satu-satunya cara menarik pelanggan. Berikut cara agar harga Anda lebih tinggi tapi tetap laku:
1. Perkuat Nilai Tambah
Kemasan premium
Pelayanan cepat
Bonus tambahan
Produk bergaransi
Contoh:
> “Kami tidak hanya jual sabun, tapi pengalaman spa di rumah.”
2. Tampilkan Testimoni dan Bukti Sosial
Harga mahal akan lebih bisa diterima jika ada testimoni puas dari pembeli sebelumnya.
3. Tonjolkan Cerita Produk (Storytelling)
Cerita tentang bahan alami, pemberdayaan pengrajin lokal, atau proses handmade akan membuat produk Anda terlihat bernilai tinggi.
---
Kesalahan Umum dalam Menentukan Harga
1.
Menetapkan harga hanya ikut-ikutan kompetitor → Tidak tahu apakah Anda untung atau rugi
Menetapkan harga hanya ikut-ikutan kompetitor → Tidak tahu apakah Anda untung atau rugi2.
Tidak menghitung biaya operasional → Padahal listrik, sewa, transportasi, dan alat promosi harus ditanggung juga
Tidak menghitung biaya operasional → Padahal listrik, sewa, transportasi, dan alat promosi harus ditanggung juga3.
Asal diskon besar-besaran → Menurunkan persepsi nilai dan membuat margin terlalu tipis
Asal diskon besar-besaran → Menurunkan persepsi nilai dan membuat margin terlalu tipis4.
Takut menetapkan harga premium → Padahal dengan nilai tambah dan branding yang kuat, pelanggan bersedia membayar lebih
Takut menetapkan harga premium → Padahal dengan nilai tambah dan branding yang kuat, pelanggan bersedia membayar lebih---
Studi Kasus Singkat
Kasus 1: Harga Terlalu MurahSeorang penjual keripik menjual produknya seharga Rp 10.000, padahal modal total termasuk kemasan, ongkir, dan tenaga mencapai Rp 9.000. Dia hanya untung Rp 1.000 per bungkus. Akibatnya, dia harus menjual ratusan bungkus per hari hanya untuk menutup biaya.
Kasus 2: Harga Realistis + Nilai TambahPenjual lain menjual keripik yang sama seharga Rp 15.000, tapi menambahkan:
Label premium
Desain kemasan eksklusif
Gratis stiker lucu di setiap pembelian
Hasilnya? Penjualan tetap lancar, margin tinggi, dan repeat order meningkat.
---
Langkah Sederhana Menentukan Harga Produk Anda
1. Hitung total biaya produksi dan operasional
2. Tentukan margin keuntungan minimal (misal 30–40%)
3. Survei harga pasar produk sejenis
4. Sesuaikan harga dengan posisi brand Anda (murah, menengah, atau premium)
5. Uji di pasar dan evaluasi respons
6. Siapkan strategi promosi (diskon, bundling, gratis ongkir)
---
Kesimpulan
Harga yang tepat adalah gabungan antara perhitungan cermat dan pemahaman pasar. Anda tidak harus jadi yang termurah, tapi harus jadi yang paling bernilai di mata pelanggan.
Pastikan setiap produk menghasilkan keuntungan
Jangan takut menaikkan harga jika Anda memberi nilai lebih
Perhatikan psikologi pembeli dalam menentukan angka harga
Jadilah penjual yang cerdas, bukan sekadar murahDengan strategi harga yang tepat, bisnis Anda tidak hanya survive, tapi juga bisa tumbuh dan berkembang secara berkelanjutan.
---